Sabtu, 22 Juli 2017

Akhir Puncak Kejayaan

di zaman era globalisasi ini, siapa yang tdak ingin memiliki puncak kejayaan, baik secara individu maupun kolektif?puncak kejayaan karier, eksistensi, harta, kecerdasan, popularitas, dan lain sebagiannya. sya kira setiap orang pasti memiliki keinginan tersebut, toh walaupun mungkin masih ada 1 diantara seribu orang yang tdak menginginkan itu. banyak contoh kasus semcam ini, dalam lingkup kampus/ universitas misalnya. tdak jarang ditemukan seorang mahasiswa, dosen, pegawai dan pejabat kampus yg ingin memiliki puncak kejayaannya, baik untuk dirinya maupun organisasi (kolektif) yg digelutinya. 
Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah setelah ia memasuki puncak kejayaannya lantas mmbawa kepada sebuah ketenangan hidup atau justru malah sebaliknya, yakni kegelisahan hidup?
nah, pertanyaan ini dijawab oleh KH. Saiq Aqil Siraj dalam ceramahnya di ponpes Sabilir Rosyad, Malang dalam acara halal bi halal, 22 Juli 2017. bliau mnyampaikn, mnurut teori orang barat, secara ilmu kejiwaan, bahwa ketika seseorang memasuki puncak kejayaannya, dimana tak ada orang lain yg dapat menandinginya, justru ia akan merasa sendirian, gelisah, dan tdak tenang. sehingga untuk mengobati kegelisahannya, ia menggunakan narkotika, sabu2, miras, dan obat2an lainnya yg dapat mmberikan ketenangan. contoh konkrit belakangan ini, yakni vokalis linkin park, chester bennington. ia meninggal bunuh diri, dikarenkan depresi dan pengaruh obat2an(silahkan cari sndri info lngkapnya). kalau kita mau bertanya, kurang apa sih dia?harta, popularitas, segalanya sudah ia peroleh. tapi, buktinya?ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
kemudian beliau melanjutkan, hal ini berbeda dalam konsep Islam yg dikemukakan oleh Imam Ghozali, bahwa tatkala seseorang telah memasuki puncak kejayaannya, harusnya ia lebih tenang, muthmainnah. karena ia mampu lbih mendekatkan diri pada Tuhannya. 
Dari sini kita dapat mengetahui, bahwa betapa agama/keberTuhanan memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan. semakin ajaran/nilai-nilai keagamaan yang anda yakini semakin kuat, maka hidup anda jauh akan lbih tenang dalam kondisi bagaimanapun. 
saya sungguh tertegun, ketika KH. Aqil Siraj mengatakan "saya melakukan ini (memperjuangkan NU, sehingga menjadi Ketum PBNU) tdak ada unsur kepentingan politik. saya tdak mau jadi capres, cawapres, dan lain2. umur saya sudah 64. kakak saya meninggal di umur 63. alhmdulillah sudah melewati kakak saya(sambil sedikit tertawa)saya ingin meninggal dalam keadaan tdak memiliki jabatan apapun. ingin husnul khotimah". sontak hati saya kaget. semoga beliau selalu diberi umur yang panjang dan barokah. 

Malang, 23 Juli 2017